REPUBLIKA.CO.ID, Di era modern saat ini, Dajjal muncul dalam berbagai versinya. Salah satunya yang paling jelas adalah dalam bentuk kekuatan dan gerakan zionisme internasional. Seperti disebutkan dalam buku Dajjal dan Simbol Setan karya dai kondang KH Toto Tasmara, sebagai bentuk dan ajaran palsu lagi sesat untuk menghancurkan semua agama yang ada hingga mereka masuk dalam perangkap jaringan konspirasi zionisme internasional, Dajjal telah ada sejak dahulu kala.
Dalam pandangan Toto, dendam sejarah kaum Yahudi yang selalu menjadi bulan-bulanan bangsa-bangsa yang menjajahnya sampai pada saat diaspora (tercerai berai di berbagai negara), menyebabkan mereka tak henti-hentinya mencari jalan untuk membalas kekalahannya untuk kembali bersatu.
Sejauh mana keterkaitan antara Dajal dan Yahudi, yang kini antara lain direpresentasikan oleh gerakan zionisme internasional, dijelaskan dalam dua Hadis Rasulullah berikut: Maka apabila Dajal sudah terbunuh, orang Yahudi pun menjadi hancur lebur barisannya, yakni sama-sama berperang untuk membela Dajjal dan jumlahnya mencapai puluhan ribu. (HR Imam Ibnu Majjah). Hadis itu mengisyaratkan bahwa Dajjal dan para pengikutnya adalah kaum Yahudi itu sendiri.
Dalam perjalannya kemudian, lanjut Toto, gerakan Dajal dikembangkan sebagai agama dan ritual Freemason. Gerakan ini disebut Freemasonry, salah satu sayap gerakan zaionisme internasional dewasa ini yang membungkus gerakannya dalam bentuk aktifitas sosial dan kepedulian pada masa depan manusia. Freemason sebenarnya telah lama diketahui pihak gereja Katolik Roma. Kala itu, gerakan ini dengan gencarnya menyerang eksistensi gereja hingga mereka mengeluarkan fatwa pengucilan terhadap para anggota Freemason.
Para anggota gerakan Freemason pun beragam. Selain pejabat penting dan tokoh internasional, beberapa presiden Amerika juga tercatat pernah menjadi anggota gerakan ini. Antara lain, George Washington, James Monroe, Andrew Jackson, James Knox Polk, James Buchanan, William McKinley, Theodore Rosevelt, William H. Taft, Warren G. Harding, Harry S. Truman, dan Gerald Ford. Sebagai gerakan kaum Yahudi, Freemason menyebarkan agenda terselubungnya yang dibungkus dalam ajaran menyesatkan, yakni aliansi Mistik Setanisme, yang secara global dipahami sebagai paham pemujaan terhadap materi dan mengingkari eksistensi Tuhan dan ajaran agama.
Sejauh ini, seperti dikutip Toto Tasmara, paham Setanisme dapat diketahui melalui ajaran-ajarannya, antara lain; Setanisme adalah bentuk lain dari pencampuran segala ajaran mistik, penyembahan terhadap dewa-dewa kegelapan yang kemudian dikemas dalam penalaran rasional; ajaran Setanisme zionis juga diperlambangkan melalui mata uang dolar AS, yakni In God We Trust One yang bermakna bahwa dewa Lucifer sebagai Jehovah (the son of God) harus diwujudkan cita-citanya membangun satu tatanan dunia baru yang sekuler dengan mengambil tuhan yang satu, yakni 'materi'.
Dalam kenyataannya, tata dunia baru kini dibangun dan direpresentasikan oleh Amerika Serikat. ''Tak lebih dan tak kurang, pemerintah AS telah melambangkan Dajjal Besar, seperti dilambangkan melalui monumen Washington sebagai setan besar, sementara Israel adalah 'setan' kecil,'' tulis Toto.
Dikutip dari Koran Republika edisi Jumat, 25 April 2003.
RoL
Rabu, 25 April 2012
Kamis, 19 April 2012
Rajin Ibadah Kok Nggak Kaya? (cerita mini)
Oleh: Novarizqa Saifoeddin
Seperti biasa, setelah mendengar hal-hal baru yang belum dimengerti, lelaki 12 tahun, siswa kelas satu Sekolah Menengah Pertama ini selalu mengajak ayahnya berdiskusi.
“Yah, kakek kok nggak kaya-kaya, ya? Padahal tiap waktu shalat berjamaah di mesjid, rajin membaca Alquran, bahkan menghabiskan sepertiga malam dengan shalat sunat segala.” Tanya Ghano pada Faris, ayahnya.
”Lho, memang shalat dan ibadah lainnya itu ada hubungannya dengan kaya?” Si Ayah balik bertanya.
“Tadi di sekolah, Guru Agama bilang kalau seorang hamba bersyukur, Allah akan menambah nikmat pada hambaNya. Shalat itu kan salah satu bentuk syukur hamba pada Tuhan, tapi kakek kok begitu begitu aja?”
Faris tersenyum, sesaat kemudian berkata, “Nikmat itu kan tidak hanya dalam bentuk kekayaan materi. Kesehatan, pikiran yang lapang, umur yang bermanfaat, punya cucu rajin seperti Ghano, suka menolong, hormat pada orangtua, sayang sama adik-adik, itu kan kenikmatan juga namanya..”
Lelaki kecil itu tersanjung mendapat pujian sang Ayah.
“Tuhan itu Maha Berkuasa, kenikmatan akan diberikan kepada siapa pun yang dikehendakiNya,” si Ayah menambahkan.
“Termasuk pada orang-orang yang dzalim dan tak bersyukur, Yah?”
“Ya, tentu. Bedanya bagi orang yang bersyukur, nikmat itu akan menjadi berkah dan karunia. Sedangkan yang zalim dan tidak bersyukur, nikmat bisa berubah menjadi laknat dan karunia berubah menjadi murka. Untuk lebih jelas tentang dalil-dalilnya, tanya kakek tuh di kamar.”
“Kakek masih di mesjid yah, nunggu Isya,” jawab Ghano.
“Kalau begitu, simpan dulu pertanyaanmu. Sekarang yuk kita bersiap-siap ke mesjid, sebentar lagi waktu Isya tiba.”
“Siap laksanakan perintah.” Jawab Ghano dengan sikap seperti seorang prajurit, lalu bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu.
Seperti biasa, setelah mendengar hal-hal baru yang belum dimengerti, lelaki 12 tahun, siswa kelas satu Sekolah Menengah Pertama ini selalu mengajak ayahnya berdiskusi.
“Yah, kakek kok nggak kaya-kaya, ya? Padahal tiap waktu shalat berjamaah di mesjid, rajin membaca Alquran, bahkan menghabiskan sepertiga malam dengan shalat sunat segala.” Tanya Ghano pada Faris, ayahnya.
”Lho, memang shalat dan ibadah lainnya itu ada hubungannya dengan kaya?” Si Ayah balik bertanya.
“Tadi di sekolah, Guru Agama bilang kalau seorang hamba bersyukur, Allah akan menambah nikmat pada hambaNya. Shalat itu kan salah satu bentuk syukur hamba pada Tuhan, tapi kakek kok begitu begitu aja?”
Faris tersenyum, sesaat kemudian berkata, “Nikmat itu kan tidak hanya dalam bentuk kekayaan materi. Kesehatan, pikiran yang lapang, umur yang bermanfaat, punya cucu rajin seperti Ghano, suka menolong, hormat pada orangtua, sayang sama adik-adik, itu kan kenikmatan juga namanya..”
Lelaki kecil itu tersanjung mendapat pujian sang Ayah.
“Tuhan itu Maha Berkuasa, kenikmatan akan diberikan kepada siapa pun yang dikehendakiNya,” si Ayah menambahkan.
“Termasuk pada orang-orang yang dzalim dan tak bersyukur, Yah?”
“Ya, tentu. Bedanya bagi orang yang bersyukur, nikmat itu akan menjadi berkah dan karunia. Sedangkan yang zalim dan tidak bersyukur, nikmat bisa berubah menjadi laknat dan karunia berubah menjadi murka. Untuk lebih jelas tentang dalil-dalilnya, tanya kakek tuh di kamar.”
“Kakek masih di mesjid yah, nunggu Isya,” jawab Ghano.
“Kalau begitu, simpan dulu pertanyaanmu. Sekarang yuk kita bersiap-siap ke mesjid, sebentar lagi waktu Isya tiba.”
“Siap laksanakan perintah.” Jawab Ghano dengan sikap seperti seorang prajurit, lalu bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu.
Langganan:
Postingan (Atom)