Kamis, 19 April 2012

Rajin Ibadah Kok Nggak Kaya? (cerita mini)

Oleh: Novarizqa Saifoeddin

Seperti biasa, setelah mendengar hal-hal baru yang belum dimengerti, lelaki 12 tahun, siswa kelas satu Sekolah Menengah Pertama ini selalu mengajak ayahnya berdiskusi.

“Yah, kakek kok nggak kaya-kaya, ya? Padahal tiap waktu shalat berjamaah di mesjid, rajin membaca Alquran, bahkan menghabiskan sepertiga malam dengan shalat sunat segala.” Tanya Ghano pada Faris, ayahnya.

”Lho, memang shalat dan ibadah lainnya itu ada hubungannya dengan kaya?” Si Ayah balik bertanya.

“Tadi di sekolah, Guru Agama bilang kalau seorang hamba bersyukur, Allah akan menambah nikmat pada hambaNya. Shalat itu kan salah satu bentuk syukur hamba pada Tuhan, tapi kakek kok begitu begitu aja?”

Faris tersenyum, sesaat kemudian berkata, “Nikmat itu kan tidak hanya dalam bentuk kekayaan materi. Kesehatan, pikiran yang lapang, umur yang bermanfaat, punya cucu rajin seperti Ghano, suka menolong, hormat pada orangtua, sayang sama adik-adik, itu kan kenikmatan juga namanya..”

Lelaki kecil itu tersanjung mendapat pujian sang Ayah.

“Tuhan itu Maha Berkuasa, kenikmatan akan diberikan kepada siapa pun yang dikehendakiNya,” si Ayah menambahkan.

“Termasuk pada orang-orang yang dzalim dan tak bersyukur, Yah?”

“Ya, tentu. Bedanya bagi orang yang bersyukur, nikmat itu akan menjadi berkah dan karunia. Sedangkan yang zalim dan tidak bersyukur, nikmat bisa berubah menjadi laknat dan karunia berubah menjadi murka. Untuk lebih jelas tentang dalil-dalilnya, tanya kakek tuh di kamar.”

“Kakek masih di mesjid yah, nunggu Isya,” jawab Ghano.

“Kalau begitu, simpan dulu pertanyaanmu. Sekarang yuk kita bersiap-siap ke mesjid, sebentar lagi waktu Isya tiba.”

“Siap laksanakan perintah.” Jawab Ghano dengan sikap seperti seorang prajurit, lalu bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu.


********
Tepi Danau Laut Tawar, 24 Nopember 2011

Dari Republika.co.id

Tidak ada komentar: