Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 November 2018

40 Doa Ayat-ayat Al-Qur'an dengan awalan "Rabbanaa"

Berikut ini ada 40 ayat-ayat Quran yang terdapat kata Rabbana di dalamnya yang merupakan doa, yang dapat kita amalkan sehari2 dalam melakukan permohonan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.


1. Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui [QS 2:127]

           

Rabbana taqabbal minna innaka antas Sameeaul Aleem

           

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ

[البقرة :127]

2. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [QS 2:128]

           

Rabbana wa-j'alna Muslimayni laka wa min Dhurriyatina 'Ummatan Muslimatan laka wa 'Arina Manasikana wa tub 'alayna 'innaka 'antat-Tawwabu-Raheem

           

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

[البقرة :128]

3. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.[QS 2:201]

           

Rabbana atina fid-dunya hasanatan wa fil 'akhirati hasanatan waqina 'adhaban-nar

           

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

[البقرة :201]

4. Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. [QS 2:250]

           

Rabbana afrigh 'alayna sabran wa thabbit aqdamana wansurna 'alal-qawmil-kafirin

           

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْراً وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافِرِينَ

[البقرة :250]

5. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. [QS 2:286]

           

Rabbana la tu'akhidhna in-nasina aw akhta'na

           

رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

[البقرة :286]

6. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. [QS 2:286]

           

Rabbana wala tahmil alayna isran kama hamaltahu 'alal-ladheena min qablina

           

رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا

[البقرة :286]

7. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir [QS 2:286]

           

Rabbana wala tuhammilna ma la taqata lana bihi wa'fu anna waghfir lana wairhamna anta mawlana fansurna 'alal-qawmil kafireen

           

رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

[البقرة :286]

8. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). [QS 3:8]

           

Rabbana la tuzigh quloobana ba'da idh hadaytana wa hab lana milladunka rahmah innaka antal Wahhab

           

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

[8: آل عمران]

9. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. [QS 3:9]

           

Rabbana innaka jami'unnasi li-Yawmil la rayba fi innAllaha la yukhliful mi'aad

           

رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَّ رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيعَادَ

[آل عمران :9]

10. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka. [QS 3:16]

           

Rabbana innana amanna faghfir lana dhunuubana wa qinna 'adhaban-Naar

           

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

[آل عمران :16]

11. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah). [QS 3:53]

           

Rabbana amanna bima anzalta wattaba 'nar-Rusula fak-tubna ma'ash-Shahideen

           

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنزَلَتْ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَِ

[آل عمران :53]

12. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. [QS 3:147]

           

Rabbana-ghfir lana dhunuubana wa israfana fi amrina wa thabbit aqdamana wansurna 'alal qawmil kafireen

           

ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَِ

[آل عمران :147]

13. Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.[QS 3:191]

           

Rabbana ma khalaqta hadha batila Subhanaka faqina 'adhaban-Naar

           

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

[آل عمران :191]

14. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. [QS 3:192]

           

Rabbana innaka man tudkhilin nara faqad akhzaytah wa ma liDh-dhalimeena min ansar

           

رَبَّنَا إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

[آل عمران :192]

15. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman.[QS 3:193]

           

Rabbana innana sami'na munadiyany-yunadi lil-imani an aminu bi Rabbikum fa'aamanna

           

رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا

[آل عمران :193]

16. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. [QS 3:193]

           

Rabbana faghfir lana dhunoobana wa kaffir 'ana sayyi'aatina wa tawaffana ma'al Abrar

           

رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ

[آل عمران :193]

17. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. [QS 3:194]

           

Rabbana wa 'atina ma wa'adtana 'ala rusulika wa la tukhzina yawmal-Qiyamah innaka la tukhliful mi'aad

           

رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَاد

[آل عمران :194]

18. Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s. a. w.).[QS 5:83]

           

Rabbana aamana faktubna ma' ash-shahideen

           

رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

[المائدة :83]

19. Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama. [QS 5:114]

           

Rabbana anzil 'alayna ma'idatam minas-Samai tuknu lana 'idal li-awwa-lina wa aakhirna wa ayatam-minka war-zuqna wa anta Khayrul-Raziqeen

           

رَبَّنَا أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَاء تَكُونُ لَنَا عِيداً لِّأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِّنكَ وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

[المائدة :114]

20. Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. [QS 7:23]

           

Rabbana zalamna anfusina wa il lam taghfir lana wa tarhamna lana kunan minal-khasireen

           

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

[الأعراف :23]

21. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu. [QS 7:47]

           

Rabbana la taj'alna ma'al qawwmi-dhalimeen

           

رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

[الأعراف :47]

22. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. [QS 7:89]

           

Rabbanaf-tah baynana wa bayna qawmina bil haqqi wa anta Khayrul Fatiheen

           

رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ

[الأعراف :89]

23. Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu). [QS 7:126]

           

Rabbana afrigh 'alayna sabraw wa tawaffana Muslimeen

           

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

[الأعراف :126]

24. Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir. [QS 10:85-86]

           

Rabbana la taj'alna fitnatal lil-qawmidh-Dhalimeen wa najjina bi-Rahmatika minal qawmil kafireen

           

رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ; وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

[ 85-86:يونس]

25. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. [QS 14:38]

           

Rabbana innaka ta'lamu ma nukhfi wa ma nu'lin wa ma yakhfa 'alal-lahi min shay'in fil-ardi wa la fis-Sama'

           

رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللّهِ مِن شَيْءٍ فَي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاء

[إبرهيم :38]

26. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.[QS 14:40]

           

Rabbana wa taqabbal Du'a

           

رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

[إبرهيم :40]

27. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). [QS 14:41]

           

Rabbana ghfir li wa li wallidayya wa lil Mu'mineena yawma yaqumul hisaab

           

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

[إبرهيم :41]

28. Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). [QS 18:10]

           

Rabbana 'atina mil-ladunka Rahmataw wa hayyi lana min amrina rashada

           

رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

[الكهف :10]

29. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas. [QS 20: 45]

           

Rabbana innana nakhafu any-yafruta 'alayna aw any-yatgha

           

رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَن يَطْغَى

[طه :45]

30. Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. [QS 23: 109]

           

Rabbana amanna faghfir lana warhamna wa anta khayrur Rahimiin

           

رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

[المؤمنون :109]

31. Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. [QS 25: 65-66]

           

Rabbanas-rif 'anna 'adhaba jahannama inna 'adhabaha kana gharama innaha sa'at musta-qarranw wa muqama

           

رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا إِنَّهَا سَاءتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا

[65-66: الفرقان]

32. Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. [QS 25:74]

Rabbana Hablana min azwaajina wadhurriy-yatina, qurrata 'ayioni wa-jalna lil-muttaqeena Imaama

           

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

[الفرقان :74]

33.Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [QS 35: 34]

           

Rabbana la Ghafurun shakur

           

رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ

[فاطر :34]

34. Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. [QS 40:7]

           

Rabbana wasi'ta kulla sha'ir Rahmatanw wa 'ilman faghfir lilladhina tabu wattaba'u sabilaka waqihim 'adhabal-Jahiim

           

آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

[غافر :7]

35. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar. [QS 40:8-9]

           

Rabbana wa adhkhilhum Jannati 'adninil-lati wa'attahum wa man salaha min aba'ihim wa azwajihim wa dhuriyyatihim innaka antal 'Azizul-Hakim, waqihimus sayyi'at wa man taqis-sayyi'ati yawma'idhin faqad rahimatahu wa dhalika huwal fawzul-'Adheem

           

رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُم وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَن تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

[8-9:غافر]

36. Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. [QS 59:10]

           

Rabbana-ghfir lana wa li 'ikhwani nalladhina sabaquna bil imani wa la taj'al fi qulubina ghillal-lilladhina amanu

           

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا

[الحشر :10]

37.Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. [QS 59:10]

           

Rabbana innaka Ra'ufur Rahim

           

رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

[الحشر :10]'

38. Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. [QS 60:4]

           

Rabbana 'alayka tawakkalna wa-ilayka anabna wa-ilaykal masir

           

رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

[الممتحنة :4]

39. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS 60:5]

           

Rabbana la taj'alna fitnatal lilladhina kafaru waghfir lana Rabbana innaka antal 'Azizul-Hakim

           

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

[الممتحنة :5]

40. Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. [QS 66:8]

           

Rabbana atmim lana nurana waighfir lana innaka 'ala kulli shay-in qadir

           

رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

[التحريم :8]


Sumber: "Catatan Online - Ina & the kids (Afifa, Hifzhan & Fathur): 40 Ayat-ayat Al Quran dengan kata "Rabbana"" http://afifa-hifzhan-fathur.blogspot.com/2012/11/40-ayat-ayat-al-quran-dengan-kata.html?m=1 

Sabtu, 14 Februari 2015

Semua bolah taubat, semua boleh jihad

Abu Mihjan as-Tsaqafi radiallahu ‘anhu adalah orang seorang sahabat nabi yang terkenal, lembut tutur katanya, baik budi pekertinya, pandai bersya’ir dan gagah berani di dalam medan jihad fi sabilillah akan tetapi ia masih saja memiliki kelemahan yaitu masih meminum minuman keras, sehingga dia sering dihadapkan kepada Rasulullahsallallahu ‘alaihi wassalam untuk dikenakan hukuman had (cambuk). Bahkan ia pernah dikenakan had empat kali, dan satu kali hukuman had itu berjumlah empat puluh kali cambukan.  Suatu malam Umar bin Khattab sedang ronda dan melihat Abu Mihjan sedang mabuk karena pintunya dalam keadaan terbuka. Umar bin Khattab langsung menegur beliau dengan berkata, “Wahai Abu Mihjan kenapa engkau mabuk?”, Abu Mihjan menjawab, “Wahai Umar kenapa engkau memata-mataiku (dalam Islam tidak dibolehkan mencari-cari kesalahan orang lain), Umar pun kemudian meninggalkannya.

Setelah keempat kalinya Umar bin Khattab mendapatinya masih meminum khamer, akhirnya Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata, “Wahai Abu Mihjan aku tidak bisa mencegahmu lagi, engkau orang baik, tapi engkau masih meminum khamer, maka dengan berat hati aku akan mengeluarkanmu dari Madinah”. Umar bin Khattab memerintahkan salah seorang shahabat untuk mengantarkan Abu Mihjan ke Yaman. Disaat berjalan keluar Madinah, Abu Mihjan melihat Umar bin Khattab sedang mempersiapkan pasukan yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqash untuk memerangi Persia, ia pun bersedih karena tidak bisa ikut dalam peperangan itu, namun ia bertekad kuat untuk ikut dalam perang tersebut.

Di tengah perjalanan ketika mereka beristirahat, shahabat yang mengawal Abu Mihjan ketiduran, Abu Mihjan pun menggunakan momen tersebut untuk melarikan diri dan menyusul pasukan Sa’ad bin Waqash, dikarenakan kerinduannya untuk membela agama Allah dan jihad fi sabilillah. Setelah sadar shahabat yang mengawal tersebut kembali ke Madinah lalu melaporkan kejadian tersebut kepada amirul mukminin Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu. Mendengar hal ini Umar tahu bahwa Abu Mihjan tidak mungkin melarikan diri, ia sebenarnya lari untuk turut serta berjihad fi sabilillah. Maka Umar bin Khattab menulis surat dan memerintahkan seseorang untuk menyampaikan surat tersebut kepada Sa’ad bin Abi Waqash yang berbunyi “Wahai Sa’ad, Apabila Abu Mihjan datang jangan engka lakukan apapun kecuali engkau mengikatnya dipohon”. Setibanya Abu Mihjan di rombongan mujahidin, iapun ditangkap oleh Sa’ad bin Abi Waqash, dan ia tidak melakukan perlawanan karena ia tahu bahwa ia dalam posisi bersalah.

Ketika Abu Mihjan dalam posisi terikat, dia mendengar bunyi pertempuran yang sengit dan teriakan para mujahidin, air matanya pun mengalir dan ia menangis sejadi-jadinya kerana kedatangannya ke al Qadisiyah adalah untuk berjihad. Dia pun berteriak, “Demi Allah bukan aku takut menghadapi jihad, bukan aku takut menghadapi kematian, tapi aku sedih karena tidak bisa menghilangkan kebiasaan burukku sehingga menghalangiku untuk menjemput syahid, wahai orang yang mendengar suaraku bebaskan aku” Ketika itu isteri Sa’ad mendengarnya, dia pun merasa kasihan terhadap Abu Mihjan. Sedangkan Sa’ad radhiallahu ‘anhu saat itu sedang sakit,dan itu adalah sakit terakhir yang membuatnya tidak mampu turun untuk berperang dan dia mengatur peperangan dari tempat tidurnya. Maka ia pun melepas ikatan Abu Mihjan.

Lalu Abu Mihjan berkata kepada isteri Sa’ad, “Wahai Salma, berikan kepadaku kuda Sa’ad, Balqa, dan berikan kepadaku senjata Sa’ad. Demi Allah, jika Allah mentakdirkan aku untuk tetap hidup, maka aku akan kembali ke tempat tahanan ini dan aku ikatkan kembali rantai yang mengikat kakiku. Dan jika aku mati, maka itulah yang aku harapkan”. Mendengar ketulusan Abu Mihjan tersebut, isteri Sa’ad akhirnya memenuhi keinginannya.

Di dalam peperangan Abu Mihjan mengenakan riddah (penutup wajah), lalu dia turun ke medan jihad. Abu Mihjan adalah seorang pahlawan yang terkenal dengan keberaniannya. Ketika dia turun ke medan pertempuran, shahabat yang tidak mengetahui bahwa itu adalah Abu Mihjan berseru, “Allah turunkan Malaikat untuk membantu kita”, Sa’ad melihatnya dan merasa takjub dengan keberanian orang yang menutupi wajahnya tersebut dan ia yakin bahwa orang tersebut adalah Abu Mihjan . Sa’adpun berkata, “Jika saya tidak tahu bahawa Abu Mihjan ada di dalam penjara, tentu akan saya katakan bahwa orang itu adalah Abu Mihjan. Jika saya tidak tahu dimana Balqa berada, tentu akan saya katakan bahawa kuda yang ditungganginya adalah si Balqa”.

Mendengar perkataan suaminya, isteri Sa’ad pun berkata, Engkau benar, wahai suamiku. Sesungguhnya dia adalah Abu Mihjan dan kuda yang ditungganginya adalah Balqa.

Lalu Sa’adpun bertanya apa yang terjadi, dan isterinya menceritakan kejadian yang sebenarnya. Mendengar kata-kata isterinya, Sa’ad merasa kasihan kepada Abu Mihjan.

Ketika peperangan usai dan pasukan musuh telah kalah dan kocar kacir, Abu Mihjan kembali dan mengikatkan rantai di kakinya sendiri. Kemudian Sa’ad menemuinya sambil menangis dan melepaskan tali yang mengikat kaki Abu Mihjan, lalu berkata, Demi Allah, aku tidak akan menghukummu lagi setelah hari ini.

Maka Abu Mihjan pun menangis dan berkata, “Demi Allah aku tidak akan meminum arak lagi setelah hari ini”.

Silahkan lihat : Al-Isaabah fi Tamyiiz Al-Sahaabah, 4/173-174; Al-Bidaayah wa Al-Nihaayah, 9/632-633

Sumber: https://elbahry.wordpress.com/2012/07/03/abu-mihjan-as-t/

Minggu, 24 Agustus 2014

RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM MEMOHON PERLINDUNGAN DARI ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT

Ilmu merupakan pertanda kebaikan bagi pemiliknya. Akan tetapi, indikator baik ini tidak begitu saja melekat pada seseorang secara otomatis. Sebab, ajaran-ajaran Islam bukan simbol-simbol kosong tanpa makna, namun harus teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan bermuara pada datangnya tangis seseorang karena takut kepada Allah Azza wa Jalla .

Sudah berkembang di masa lalu, tangis seorang hamba karena takut kepada Allah Azza wa Jalla merupakan tanda ilmu seseorang bermanfaat bagi dirinya. Salah seorang generasi Salaf mengatakan, "Seseorang yang telah dikaruniai ilmu, tetapi tidak membuatnya menangis (takut karena Allah Azza wa Jalla ), sepantasnya ia tidak memperoleh ilmu yang bermanfaat. Sebab Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا ﴿١٠٧﴾ وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولًا ﴿١٠٨﴾ وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا

"Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur'ân dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Dan mereka berkata: "Maha suci Rabb kami; sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi". Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. [al-Isrâ/17:107-109]

Imam Ahmad rahimahullah berkata, "Substansi ilmu adalah khasy-yatullah (rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla )

Ketika sebuah ilmu tidak bermanfaat bagi pemiliknya, maka akan menjadi bumerang bagi dirinya di akhirat kelak. Akan menjelma penggugat yang sangat menyulitkan di saat semua orang benar-benar membutuhkan pembelaan dan bantuan dari pihak lain.

Dari sini, seorang Muslim sedikit mengerti mengapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita doa perlindungan dari ilmu yang tak bermanfaat.

Dari Zaid bin Arqam, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

Ya Allah Azza wa Jalla , aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dan dari jiwa yang tidak pernah merasa kenyang, serta dari doa yang tidak dikabulkan [1]

Syaikh Husain al-'Awâyisyah dalam Wasy-yus Hulal Fi Marâtibil 'Ilmi Wal 'Amal (hlm. 38) berkata, "Sesungguhnya doa permohonan perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla dari ilmu yang bermanfaat, yang dilantunkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencakup banyak hal.

Coba lihat umpamanya buku-buku filsafat dan kitab-kitab ulama ilmu kalam, telah begitu menyebar dan berada dimana-mana. Diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Seorang yang mempelajarinya, mesti menghabiskan waktu yang banyak untuk memahami maksud penulisnya. Apabila telah memahaminya, ia baru sadar, tidak ada keuntungan apa-apa bagi agama dan dunianya setelah mendalami 'ilmu-ilmu' itu.

Fakta lain, seseorang menghabiskan sekian tahun untuk menghafal banyak persoalan, yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dan juga tidak mendekatkan dirinya kepada Allah Azza wa Jalla.

Berapa banyak sejarah orang-orang yang tidak berharga dan berkelakuan buruk, namun biografi mereka dijadikan bahan-bahan ujian dan materi untuk memperoleh gelar akademis. Orang yang mendalami biografi itu pun akan memperoleh kredit point tinggi di dunia internasional?!.

Ternyata orang itu buta terhadap sejarah perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , tidak mengetahui tafsir surat terpendek sekalipun, tidak menguasai hukum fikih dalam persoalan yang harus diketahui oleh setiap Muslim. "

Semoga Allah Azza wa Jalla menganugerahkan keikhlasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita sekalian. Wallâhu a'lam

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. HR. Muslim dan lainnya

Sumber: http://almanhaj.or.id/content/3771/slash/0/rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-memohon-perlindungan-dari-ilmu-yang-tidak-bermanfaat/

Minggu, 03 Agustus 2014

JANGAN PERNAH MERASA SEMPURNA, EVALUASI DIRI

“Barangkali kamu adalah seseorang yang buruk, kemudian kebaikan tampak dari dirimu karena bersahabat dengan orang yang keadaannya lebih buruk dari dirimu.“ (Ibnu ’Atha’illah)

Hati-hatilah, jangan sampai terjebak, sehingga dirimu merasa lebih baik dan tinggi dari orang lain. JANGAN PERNAH MERASA SEMPURNA, karena itu akan menghambat kemajuanmu! Teruslah berusaha menjadi lebih baik dan saling nasehat menasehati dalam kebaikan.Image

”Penawar hatimu terdapat di dalam wahyu Al-Qur’an dan Hadist.

Ketentramanmu tersimpan di dalam keimanan.

Kebahagiaan hatimu terdapat dalam shalat.

Ketulusan hatimu terdapat pada keridaaan, dan

Ketenangan jiwamu tergantung kerelaanmu dalam menerima setiap yang terjadi, dan

Ketentraman pikiranmu terdapat dalam zikirmu.“

Ayo kita EVALUASI DIRI kita setiap saat…

Selasa, 22 Juli 2014

Etika Berdoa, Agar Doa Cepat Terkabul

Sekapuh Sirih
Teman yang dimuliakan Allah, doa adalah makanan kita sehari-hari. Doa kita adalah untuk menjadikan diri kita lebih baik, penghilang nestapa, mencapai semua hasrat dan angan kita.
Dan Alhamdulillah ternyata doa itu mudah asalkan kita tahu caranya.
Ayo kita gunakan waktu kita untuk banyak berdoa sebelum semuanya terlambat.
Ayo kita jadikan diri kita sebagai pembawa rahmat dan berkah.
Kita jaga mulut dan tangan kita meskipun hanya di media sosial. Ayo kita berikan yang terbaik bagi diri kita dan orang lain. Jangan hanya pandai mengkritik tanpa pernah berbuat apapun. Karena semuanya akan terbalas sekecil apapun perbuatan kita. Jangan pula menyinggung perasaan orang lain, karena keburukan akan kembali kepada kita.

ETIKA BERDOA
1. Memuji Allah terlebih dahulu
Dengan tahmid, takbir, tasbih, membaca asmaul husna atai doa apa saja yang isinya memuji kebesaran dan kemulian Allah. Disunahkan pula membaca Shalawat sebelum berdoa:
“Setiap do'a akan terhalangi sampai orang tersebut membaca shalawat kepada Nabi.” (HR. Thabarani. Al-Albani menghasankan).

2. Taubat terlebih dahulu Akui semua kesalahan yang pernah kita lakukan, Anjuran ini berdasarkan cerita dalam Al-Qur’an tentang Nabi Yunus as:
"Bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berbuat zalim.” (QS. Al-Anbiya: 90).

3. Rendahkan diri ketika berdoa Padukan hati, akal dan sikap ketika berdoa sambil penuh khusuk, Kerendahan diri bisa kita gambarkan ketika kita memelas meminta sesuatu dengan sangat, Dan hatipun sambil menjerit agar dikabulkan.
Allah Swt berfirman:
“Dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90).

4. Hadirkan hati ketika berdoa Artinya ketika mulut berdoa, ikutkan hati sambil menyimak apa yang diutarakan mulut. Jangan sampai mulut dan hati tidak singkron. Hati terus dipaksa untuk menjerit dan memelas.
Nabi Saw bersabda:
“Berdo'alah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah!, sesungguhnya Allah tidak akan menerima satu do'a dari hati yang lalai lagi lengah.” (Hadist Sahih).

5. Jelas dan tegas ketika berdo'a Janganlah berdoa dengan main-main seperti anjuran Nabi Saw:
“Janganlah seseorang mengatakan dalam do'anya: Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki, Ya Allah berikanlah rahmat kepadaku jika Engkau menghendaki, hendaklah dia teguh dalam berdo'a sebab perbuatan tersebut tidak dibenci.: (HR. Abu Daud, Hadist Sahih).

6. Berdo'alah di setiap kondisi Banyaklah berdoa ketika dalam keadaan nyaman dan bahagia:
"Barangsiapa yang senang dikabulkan permohonannya pada saat kritis dan bahaya maka hendaklah dia memperbanyak do'a saat nyaman.”

7. Berdoalah dengan suara lembut Dan cukup di dengarkan sendiri bila berdoa sendiri.
“Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” (QS. Al’Araf: 55).

8. Mengulangi do'a tiga kali
Sebab Nabi Saw mengulangi do'anya tiga kali.(HR. Muslim).

9. Menghadap kiblat Seperti diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah menghadap kiblat ketika berdoa. (HR. Bukhari).

10. Mencari waktu mustajab ketika berdoa Misalnya ketika sujud dalam sholat, di antara adzan dan iqamah, saat-saat terakhir pada hari jum'at, ketika sahur dll.

11. Mengangkat tangan ketika berdo'a Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya Tuhanmu-Yang Maha Suci dan Maha Tinggi bersifat malu dan mulia. Dia malu jika hambaNya mengangkat tangan saat berdo'a lalu menolaknya dengan tangan hampa dan kecewa". (HR. Abu Daud, Al Albani mengatakan sanad nya Hasan).

12. Banyaklah berbakti kepada orang tua Bakti kepada orang tua merupakan salah satu sebab dikabulkannya do'a, sebagaimana diceritakan:
Dalam kisah Uwais Al-Qorni bahwa dia seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya. (HR. Muslim).
Juga kisah Ashabul Kahfi yang tertahan dalam sebuah gua yang lubangnya tersumbat oleh sebuah batu besar. (HR. Bukhari).

13. Memperbanyak ibadah-ibadah sunnah Setelah mengerjakan shalat wajib adalah salah satu sebab dikabulkannya do'a. (HR. Bukhari).

14. Memperbanyak amal soleh Sebelum berdo'a atau sesudah berdoa, seperti sedekah, membantu kesulitan orang lain dll.

15. Berwudhu sebelum berdo'a Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits bahwa Nabi Saw setelah selesai perang Hunain:
” Beliau minta air lalu berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya; dan aku melihat putih kulit ketiak beliau”. (Muttafaq’alaih).

16. Berdoa dengan maksud baik Seseorang yang berdo'a harus baik dan bermanfaat seperti, disebutkan di dalam kisah Nabi Musa as:
"Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku". Dan mudahkanlah untukku urusanku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Tha ha: 25).

17. Ceritakan keluhan dan kebutuhan ketika berdoa Keluhan dan banyak butuh ini yang diceritakan Qur’an tentang doa para Nabi. Diantaranya keluhan Nabi Ya’qub:
"Ya'qub menjawab: Sesungguhnya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihan dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS. Yusuf: 86)
Begitu pula keluhan Nabi Ayyub:
"Dan ingatlah kissah Ayyub, ketika dia meyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang Penyayang.” (QS. Al-Anbiya: 83).

18. Berdo'alah untuk diri sendiri terlebih dahulu seperti "Ya Tuhan kami ampunilah kami dan saudara-saudara seiman yang telah mendahului kami. (QS. Al:-Hasyr: 5).
Rasulullah Saw sendiri jika menyebut nama seseorang untuk didoakan, beliau memulainya untuk diri beliau sendiri (Hadist Sahih).

19. Berdo'alah pula untuk yang lain Seperti berdoa untuk orang tua, keluarga, teman, tetangga dan saudara seiman.
Seperti firman Allah Swt:
Dan mintalah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan." (QS. Muhammad: 19).
Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan maka Allah akan menulis baginya dengan setiap orang yang beriman tersebut kebaikan.” (Hadist Hasan).

20. Jangan bersajak, dan pergunakan kalimat jelas Ibnu Abbas pernah berkata kepada Ikrimah:
“Lihatlah sajak dari do`amu, lalu hindarilah ia, karena sesungguhnya aku memperhatikan Rasulullah Saw dan para shahabatnya tidak melakukan hal tersebut.” (HR. Bukhari).

21. Panggilah nama-nama Allah yang sesuai dengan kondisi si pendoa
Misalnya: “ Ya Allah Yang Maha Pengasih kasihilah aku.”

22. Ucapkan aamiin bagi orang mendengarnya.
23. Memohon semuanya kepada Allah Baik masalah yang kecil sekalipun ataupun masalah yang berat dan besar:
“Mintalah kepada Allah segala sesuatu sampai megadakan tali sendal sesungguhnya Allah Swt sendainya tidak memudahkan suatu urusan niscaya dia tidak akan menjadi mudah.”

by Ust. Ackmanz Lc

Kamis, 10 April 2014

Lauhul Mahfudz - bag. 2 - Takdir bukanlah Jalan Cerita

Pengertian

Bagi yang belum tahu apa itu Lauhul Mahfuz, mari, saya kasih penjelasan. Lauhul Mahfuz jika secara harfiah diterjemahkan sebagai tablet/lempengan/kitab yang terpelihara. Namun secara istilah, Lauhul Mahfuz adalah kitab yang berisi seluruh kejadian di alam semesta mulai dari permulaan zaman sampai akhir zaman. Mengenai darimana asal kata Lauhul Mahfuz sendiri di dalam Al-Qur’an disebutkan secara eksplisit di dalam surat Al-Buruuj (surah 85) ayat 22 yaituLauhim-Mahfuz, sedangkan di ayat-ayat lainnya, Lauhul Mahfuz disebutkan sebagai Kitab, Ummul-Kitab, Kitabim-Mubiin, Kitabim-Maknuun, dan Az-Zikr. Adapun bagaimana bentuk dan isi dari Lauhul Mahfuz sendiri hanya Allah yang tahu. Saya di sini hanya mengemukakan ijtihad atau pandangan saya tentang konsep takdir dan Lauhul Mahfuz.

Takdir, sesuai pelajaran yang saya dapat dari SD, terbagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq. Takdir mubram adalah takdir yang tidak bisa diubah, sifatnya itu absolut, contohnya pergerakan matahari dan bulan, bernafasnya manusia dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, dan sebagainya. Sedangkan takdir mu’allaq adalah takdir yang bisa diubah, sifatnya relatif, contohnya kekayaan, kecerdasan, dan lain-lain.

Takdir juga bisa dipandang dari waktunya, yaitu apa yang disebutkan dalam rukun iman keenam: Beriman kepada Qada’ dan Qadar. Qada adalah sesuatu yang sudah ditetapkan dari awal penciptaan alam semesta, sedangkan Qadar adalah sesuatu yang sudah terjadi.



Lauhul Mahfuz is not A Story-Line


Pernah suatu ketika saya menyimak sebuah diskusi tentang takdir dan Lauhul Mahfuz. Ada yang berpendapat bahwa takdir adalah suatu skenario atau jalan cerita yang sudah ditetapkan oleh Allah dan tidak bisa diubah lagi, skenario tersebut ada di dalam kitab yang bernama Lauhul Mahfuz.

Dari situ timbul pertanyaan dalam benak saya, jika semua yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah jalan cerita yang sudah ditentukan alurnya, untuk apa manusia berusaha? Lebih jelasnya lagi, mengapa Allah menyuruh kita untuk mengubah takdir kita sendiri? Toh nantinya hasilnya sama saja, sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Allah. Tapi kenyataannya apa yang terjadi dalam hidup ini bukanlah seperti itu. Saya bependapat bahwa Lauhul Mahfuz tidak mungkin seperti novel atau buku cerita.

Setelah saya membaca dan belajar lebih jauh tentang hal itu, akhirnya saya menemukan sebuah gambaran yang tepat dan mudah untuk menjelaskan konsep takdir dan Lauhul Mahfuz. Lauhul Mahfuz bukanlah sebuah jalan cerita, melainkan berisi formula-formula atau rumus-rumus yang Allah tetapkan sebagai hukum alam.

Terkait dengan dua jenis takdir yang sebelumnya saya paparkan, yakni takdir mubram (absolut) dan takdir mu’allaq (relatif), saya akan menjelaskannya dengan pelajaran matematika tentang persamaan.

Takdir mubram yang sifatnya absolut dapat saya analogikan dengan persamaan A=2. Nilai A tidak dapat diubah meskipun kita berusaha sekeras apapun, tetap saja nilai A=2. Takdir mubram inilah yang hampir mirip dengan sebuah alur cerita, namun tetap saja Allah bisa berkehendak untuk mengubahnya (penjelasan mengenai alasannya ada di bagian selanjutnya, baca lebih lanjut).

Sedangkan takdir mu’allaq yang sifatnya relatif, dapat saya analogikan dengan persamaan A=2B+1. Nilai A dapat kita ubah dengan cara bekerja keras. 
  1. Jika usaha kita (dilambangkan dengan B) bernilai 2, maka hasilnya (dilambangkan dengan A) bernilai 5. 
  2. Demikian pula jika kita bekerja lebih keras sehingga nilai B menjadi 3, nilai A pun menjadi lebih besar, yakni 7. 
  3. Dan sebaliknya, jika usaha kita kecil misalnya benilai 1, hasilnya pun akan kecil, yaitu 3. 


Peran Do’a Manusia dan Kehendak Allah (Faktor X)


Saya pernah menyampaikan pandangan saya ini kepada seorang teman untuk dimintai pendapatnya, sehingga muncul pertanyaan dari dia seperti ini: Jika takdir yang tertulis dalam Lauhul Mahfuz dianalogikan seperti rumus-rumus atau persamaan-persamaan, berarti Allah itu pasif dan tidak lagi mengurus alam semesta ini secara aktif? Alam semesta ini layaknya sebuah mesin otomatis ya? Lalu untuk apa kita berdo’a jika Allah tidak bisa mengubah ketetapannya sendiri?

Dari pertanyaan itu, saya pun menyempurnakan pemikiran saya yang tadi. Peran do’a dan kehendak Allah dapat dianalogikan seperti persamaan seperti ini:


A=2B+1+X


Dengan asumsi A sebagai hasil, B sebagai usaha, dan X sebagai kehendak Allah sendiri atau kehendak-Nya berdasarkan do’a manusia. Jadi kesimpulannya, do’a manusia dan sifat Allah Yang Maha Berkehendak juga berperan dalam menentukan takdir. Orang-orang biasanya menyebutnya dengan Faktor X.



Takdir adalah Pilihan dari Kesempatan (Choice of Chance)


Itu adalah penggambaran bagaimana pilihan kita menentukan takdir yang akan kita hadapi nantinya. Analogi tersebut menggambarkan bahwa segala sesuatunya memang sudah ditentukan sejak awal, namun bagaimana nantinya akan sesuai dengan pilihan kita sendiri. Coba lihat gambar di atas, jika saya naik motor, maka saya dihadapkan dua pilihan yaitu lewat jalan raya atau lewat jalan kecil. Jika saya memilih lewat jalan raya, maka saya tidak akan bertemu dengan teman lama, melainkan akan dihadapkan ke dua pilihan selanjutnya. Namun tidak setiap pilihan berujung pada akhir yang berbeda, bisa saja ada dua pilihan yang berakhir pada hasil yang sama.



Kesimpulan


Ini hanyalah hasil pemikiran pribadi, pendapat mengenai takdir dan Lauhul Mahfuz yang sering disalahartikan sebagai sesuatu yang mutlak dan tidak bisa diubah lagi. Padahal Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya:


…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka…


Maka dari itu, sesungguhnya Allah memberi kebebasan pada makhluk-Nya untuk memilih, berusaha, dan berdoa. Namun semuanya itu tetap berjalan sesuai ketentuan Allah yang tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuz. Ketentuan yang dimaksud di sini bukanlah sebuah kisah atau alur cerita, melainkan sebuah bahasa pemrograman yang Allah ciptakan dengan variabel dan konstanta yang ada, atau mungkin seperti rumus logika IF dalam Microsoft Excel.

Demikian yang dapat saya bagikan. Kesalahan datang dari saya pribadi dan kebenaran datang dari Allah. Wallahu a’lam.

Referensi: 
Al-Qur’an[Surah:Ayat] 
6:59 
7:37 
10:61 
11:6 
13:11 
13:39 
17:58 
21:105 
22:70 
27:75 
34:3 
35:11 
36:12 
43:4 
56:78 
57:22 
85:22 
id.wikipedia.org 
perlop1.wordpress.com 
hamidcell.files.wordpress.com

Rabu, 09 April 2014

Lauhul Mahfudz - bag. 1 - Kitab Rahasia Manusia, Qodr yang Tak Ter-elakkan

Kalau kita pengin tahu tentang apa yang akan terjadi di kehidupan kita yang akan datang, bagaimana hidup kita 10 tahun yang akan datang, kapan kita akan menikah dan mempunyai anak. Nggak perlu repot-repot pergi ke dukun, atau peramal. Nggak perlu juga terjaga semalaman buat bertapa di tengah gunung yang dingin. Nggak perlu juga menyediakan macam-macam makanan dan bunga 7 rupa untuk kemudian ditaruh di bawah pohon besar. Nggak perlu melakukan itu semua. Karena apapun yang kita dapat dari kegiatan itu semua sangat tidak akurat. Ketika ramalan bintang mengatakan minggu ini kita akan mendapat rejeki yang melimpah, dijamin selama seminggu dompet kita nggak akan kosong, lalu kita tidak melakukan action terbaik dan hanya berharap, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Boro-boro dompet bisa terisi penuh, terisi koin pun nggak akan. Ada satu kitab yang sangat akurat, kalau kita bisa mengintipnya, dijamin apa yang tertulis disana adalah sesuatu yang PASTI. Nama kitab itu adalah Lauhul Mahfuz.

“Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam Kitab yang jelas (Lauhul Mahfuz)” (QS: An-Naml (27) :75).

Dalam kitab itu sudah diatur 4 perkara untuk umat manusia di seluruh dunia, bayangkan saja SELURUH DUNIA. Kalau kita bisa mengintip itu kitab, bukan hanya kehidupan kita yang akan kita ketahui, tapi juga semua orang. Kan lumayan tuh kita bisa ngintip siapa sih sebenernya jodoh pangeran William… barangkali aja kita hihihi. 4 hal yang tertulis pasti di lauhul mahfuz adalah hari mati, rezeki, hidup, dan jodoh kita. Allah sudah mencatatnya secara abadi disana dan tidak ada yang bisa mengubahnya kecuali dengan izin dan kehendak Allah itu sendiri. Izin dan kehendak Allah itu juga tidak akan kita dapatkan kecuali kita mengusahakannya untuk merubahnya. Sesuai dengan firman Allah:

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan dari belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan seuatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-ra’d(13):11).

Hal yang peling sering dirisaukan oleh umat manusia terlebih lagi adalah generasi muda biasanya ada dua hal: rezeki dan jodoh. Banyak orang yang putus asa untuk dua masalah ini. Rezeki dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting apalagi untuk hidup di dunia yang semakin menggila ini. Banyak kasus bunuh diri yang dilakukan oleh orang-orang karena masalah rezeki. Sesungguhnya apabila kita beriman, kita tidak perlu meresahkan tentang masalah ini. Satu hal kuncinya, tidak berputus asa dari rahmat Allah. Bayangkan saja dengan analogi seekor anak ayam yang baru menetas, yang sejatinya matanya masih belum berfungsi dengan baik,badannya masih lemah, dia bisa bertahan hidup dan mendapatkan makanan hingga dia besar. Masa manusia yang memiliki tubuh lebih kuat, dikaruniai akal pikiran yang luar biasa dasyat kalah dengan anak ayam. Sangat tergesa-gesa sekali kalau beranggapan mati adalah jalan pintas yang terbaik. Allah sudah mengatur rezeki masing-masing orang.

“Katakanlah (Muhammad) “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” katakanlah “Allah” dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (QS. Saba’(34): 24).

Jadi, masih ragukah kita dengan apa yang Allah firmankan? Allah tidak akan menelantarkan hambaNya selagi dia tidak putus asa dan selalu berusaha. Masalah yang biasanya pelik dihadapi generasi muda (termasuk saya hihi ) adalah masalah jodoh. Ada cerita nyata. Seorang perempuan mengancam akan bunuh diri apabila sang kekasih hati meninggalkan dirinya. Ada juga yang sampai masuk rumah sakit dan menjadi seseorang yang sangat pemurung. Ada juga yang berat badannya turun drastis gara-gara memekirkan itu. kalau di film harry potter itu ibarat seorang dementor ada di sekitarnya dan siap2 menghirup habis kebahagiaannya. Padahal kalau dipikir dengan logika, untuk apa kita melakukan itu semua. Walaupun kita mengancam bunuh diri sekalipun, atau mogok makan sampai kurus kering, kalau memang Allah menakdirkan orang yang kita sukai bukan jodoh kita, ya TIDAK!! Kita hanya akan menyengsarakan diri sendiri. sekalipun kita menangis sampai habis air mata kita, sekalipun kita mengusahakan berbagaimacam cara, kita tidak akan bersama dengan seseorang yang bukan jodoh kita.

“Maha suci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari mereka yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS Yasin (36) :36).

Untuk masalah jodohkan kita belum tahu siapa dia, kuncinya adalah sabar dan ikhlas. Sabar untuk menunggu dan ikhlas untuk menerima apapun pemberian dari Allah.
Satu hal yang sebenarnya paling penting dari itu semua dan merupakan sesuatu yang sangat rahasia. Bahkan nabi Muhammad sebagai insan pilihanpun tidak mengetahui tentang hal ini. Generasi mudah sering melupakannya dan beranggapan bahwa masih lama akan menghadapinya. Padahal malaikat Izroil tidak akan menunda satu detikpun untkuk mencabut nyawa hamba Allah. No excuse untuk masalah ini. Kematian bisa menghampiri kita dimana saja kapan saja dalam kondisi apa saja. Sebagai generasi muda seharusnya kita mempersiapkan hal ini. Aku sendiri sadar masih sering melanggar karena itu ayo bersama-sama merubah diri menjadi lebih baik.

“Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah”, dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan “Ini dari engkau Muhammad.” Katakanlah, “semua datang dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikitpun)?” (QS. An-Nisa’ (4): 78).

Betapa Allah sangat sayang kepada hambaNya… berusaha untuk selalu berpositif thinking kepada Allah dan percaya bahwa janji Allah itu pasti akan datang menjadikanku kuat untuk menerima kenyataan yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Aku pikir tidak ada gunanya juga aku mencari tahu sesuatu yang belum terjadi, ikuti saja takdir dan skenario Allah, itu adalah jalan terbaik menurutku. Nggak perlu juga minta tolong syaitan untuk mencuri dengar kabar dari langit, atau berusaha mengintip apa yang ada di lauhul mahfuz dengan cara apapun. Allah selalu sayang kepada hambaNya yang mendekatkan diri kepadaNya. Wallahu a’lam. Mari belajar bersama.

Selasa, 19 Februari 2013

Jawaban Al-Quran Mengenai Cobaan

KENAPA AKU DIUJI???

QURAN MENJAWAB: Qs. Al-Ankabut: 2-3

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”


KENAPA AKU TAK MENDAPAT APA YG AKU INGINKAN???

QURAN MENJAWAB: Qs. Al-Baqarah: 216

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”


KENAPA UJIAN SEBERAT INI???

QURAN MENJAWAB: Qs. Al-Baqarah: 286

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”


KENAPA FRUSTASI???

QURAN MENJAWAB: Qs. Al-Imran: 139

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”


BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA???

QURAN MENJAWAB: Qs. Al-Baqarah: 45

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat; dan sesungguhnya sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah semata.”


APA YANG AKU DAPAT???

QURAN MENJAWAB: Qs. At-Taubah: 111

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan jannah untuk mereka…”


KEPADA SIAPA AKU BERHARAP???

QURAN MENJAWAB: Qs. At-Taubah: 129

“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal.”


AKU TAK SANGGUP!!!

QURAN MENJAWAB: Qs. Yusuf: 12

“….dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.”

Jumat, 11 Mei 2012

Muslim = Teroris ? Data yang ada ternyata TIDAK mendukung khayalan ini


Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyinggung SARA ataupun menyudutkan satu pihak.

Ternyata ada lebih banyak Teroris Yahudi (!), dan juga teroris Kristen, Atheis, dll. Dan, siapa sangka ternyata mayoritas teroris di Amerika itu adalah dari kelompok etnis Latino... ? :)

Data selengkapnya bisa dibaca dari publikasi resmi dari FBI berikut ini : http://www.fbi.gov/stats-services/publications/terrorism-2002-2005/terror02_05


http://www.loonwatch.com/wp-content/uploads/2010/01/piechart2-1024x1024.jpg

Menurut saya pribadi, tulisan-tulisan macam ini memang harus dipublikasikan kepada dunia untuk mendidik orang-orang yang belum paham mengenai Islam. Bahkan membunuh manusia itu adalah hal yang sangat dibenci oleh Islam dan Allah SWT.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Semoga Allah SWT menghindari kita dari segala kesalahpahaman yang justru membawa kehancuran kepada kita sendiri. Amiin..


*Tulisan ini diinspirasi oleh postingan salah satu teman saya di facebook: https://www.facebook.com/sufehmi/posts/380667908650798
*Saya juga menemukan blog lain yang membahas ini lebih dalam lagi di Akal dan Agama Mana Yang Mengatakan “Ngebom” Itu Jihad?

Senin, 30 Januari 2012

99 Nama Allah Dan Artinya (Asmaaul Husna)

Allah الله Allah

1. Ar Rahman الرحمن Artinya Yang Maha Pemurah

2. Ar Rahiim الرحيم Artinya Yang Maha Penyayang

3. Al Malik الملك Artinya Yang Maha Merajai/Memerintah

4. Al Quddus القدوس Artinya Yang Maha Suci

5. As Salaam السلام Artinya Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6. Al Mu`min المؤمن Artinya Yang Maha Memberi Keamanan

7. Al Muhaimin المهيمن Artinya Yang Maha Pemelihara

8. Al `Aziiz العزيز Artinya Yang Maha Perkasa

9. Al Jabbar الجبار Artinya Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

10. Al Mutakabbir المتكبر Artinya Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran

11. Al Khaliq الخالق Artinya Yang Maha Pencipta

12. Al Baari` البارئ Artinya Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)

13. Al Mushawwir المصور Artinya Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)

14. Al Ghaffaar الغفار Artinya Yang Maha Pengampun

15. Al Qahhaar القهار Artinya Yang Maha Memaksa

16. Al Wahhaab الوهاب Artinya Yang Maha Pemberi Karunia

17. Ar Razzaaq الرزاق Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki

18. Al Fattaah الفتاح Artinya Yang Maha Pembuka Rahmat

19. Al `Aliim العليم Artinya Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)

20. Al Qaabidh القابض Artinya Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)

21. Al Baasith الباسط Artinya Yang Maha Melapangkan (makhluknya)

22. Al Khaafidh الخافض Artinya Yang Maha Merendahkan (makhluknya)

23. Ar Raafi` الرافع Artinya Yang Maha Meninggikan (makhluknya)

24. Al Mu`izz المعز Artinya Yang Maha Memuliakan (makhluknya)

25. Al Mudzil المذل Artinya Yang Maha Menghinakan (makhluknya)

26. Al Samii` السميع Artinya Yang Maha Mendengar

27. Al Bashiir البصير Artinya Yang Maha Melihat

28. Al Hakam الحكم Artinya Yang Maha Menetapkan

29. Al `Adl العدل Artinya Yang Maha Adil

30. Al Lathiif اللطيف Artinya Yang Maha Lembut

31. Al Khabiir الخبير Artinya Yang Maha Mengenal

32. Al Haliim الحليم Artinya Yang Maha Penyantun

33. Al `Azhiim العظيم Artinya Yang Maha Agung

34. Al Ghafuur الغفور Artinya Yang Maha Pengampun

35. As Syakuur الشكور Artinya Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)

36. Al `Aliy العلى Artinya Yang Maha Tinggi

37. Al Kabiir الكبير Artinya Yang Maha Besar

38. Al Hafizh الحفيظ Artinya Yang Maha Memelihara

39. Al Muqiit المقيت Artinya Yang Maha Pemberi Kecukupan

40. Al Hasiib الحسيب Artinya Yang Maha Membuat Perhitungan

41. Al Jaliil الجليل Artinya Yang Maha Luhur

42. Al Kariim الكريم Artinya Yang Maha Mulia

43. Ar Raqiib الرقيب Artinya Yang Maha Mengawasi

44. Al Mujiib المجيب Artinya Yang Maha Mengabulkan

45. Al Waasi` الواسع Artinya Yang Maha Luas

46. Al Hakiim الحكيم Artinya Yang Maha Maka Bijaksana

47. Al Waduud الودود Artinya Yang Maha Mengasihi

48. Al Majiid المجيد Artinya Yang Maha Mulia

49. Al Baa`its الباعث Artinya Yang Maha Membangkitkan

50. As Syahiid الشهيد Artinya Yang Maha Menyaksikan

51. Al Haqq الحق Artinya Yang Maha Benar

52. Al Wakiil الوكيل Artinya Yang Maha Memelihara

53. Al Qawiyyu القوى Artinya Yang Maha Kuat

54. Al Matiin المتين Artinya Yang Maha Kokoh

55. Al Waliyy الولى Artinya Yang Maha Melindungi

56. Al Hamiid الحميد Artinya Yang Maha Terpuji

57. Al Muhshii المحصى Artinya Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung Segala Sesuatu)

58. Al Mubdi` المبدئ Artinya Yang Maha Memulai

59. Al Mu`iid المعيد Artinya Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

60. Al Muhyii المحيى Artinya Yang Maha Menghidupkan

61. Al Mumiitu المميت Artinya Yang Maha Mematikan

62. Al Hayyu الحي Artinya Yang Maha Hidup

63. Al Qayyuum القيوم Artinya Yang Maha Mandiri

64. Al Waajid الواجد Artinya Yang Maha Penemu

65. Al Maajid الماجد Artinya Yang Maha Mulia

66. Al Wahid الواحد Artinya Yang Maha Tunggal

67. Al Ahad الاحد Artinya Yang Maha Esa

68. As Shamad الصمد Artinya Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta

69. Al Qaadir القادر Artinya Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan

70. Al Muqtadir المقتدر Artinya Yang Maha Berkuasa

71. Al Muqaddim المقدم Artinya Yang Maha Mendahulukan

72. Al Mu`akkhir المؤخر Artinya Yang Maha Mengakhirkan

73. Al Awwal الأول Artinya Yang Maha Awal

74. Al Aakhir الأخر Artinya Yang Maha Akhir

75. Az Zhaahir الظاهر Artinya Yang Maha Nyata

76. Al Baathin الباطن Artinya Yang Maha Ghaib

77. Al Waali الوالي Artinya Yang Maha Memerintah

78. Al Muta`aalii المتعالي Artinya Yang Maha Tinggi

79. Al Barru البر Artinya Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan)

80. At Tawwaab التواب Artinya Yang Maha Penerima Tobat

81. Al Muntaqim المنتقم Artinya Yang Maha Pemberi Balasan

82. Al Afuww العفو Artinya Yang Maha Pemaaf

83. Ar Ra`uuf الرؤوف Artinya Yang Maha Pengasuh

84. Malikul Mulk مالك الملك Artinya Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)

85. Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Artinya Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

86. Al Muqsith المقسط Artinya Yang Maha Pemberi Keadilan

87. Al Jamii` الجامع Artinya Yang Maha Mengumpulkan

88. Al Ghaniyy الغنى Artinya Yang Maha Kaya

89. Al Mughnii المغنى Artinya Yang Maha Pemberi Kekayaan

90. Al Maani المانع Artinya Yang Maha Mencegah

91. Ad Dhaar الضار Artinya Yang Maha Penimpa Kemudharatan

92. An Nafii` النافع Artinya Yang Maha Memberi Manfaat

93. An Nuur النور Artinya Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)

94. Al Haadii الهادئ Artinya Yang Maha Pemberi Petunjuk

95. Al Badii’ البديع Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya

96. Al Baaqii الباقي Artinya Yang Maha Kekal

97. Al Waarits الوارث Artinya Yang Maha Pewaris

98. Ar Rasyiid الرشيد Artinya Yang Maha Pandai

99. As Shabuur الصبور Artinya Yang Maha Sabar